Mungkin Anda Semua Para Orang tua Belum Sempat memberikan yang terbaik untuk anaknya masing masing dalam tujuan memajukan kecerdasan otak anak, kreatifan anak, dan Pertumbuhan Anak. bukan suatu hal yang tak mungkin bagi para keluarga tercinta, jika anda menginginkan suatu hal tersebut.
Kita semua tentu sepakat bahwa setiap anak terlahir dengan keunikan masing-masing. Tapi kita juga tahu kalau dibalik keunikan tadi, semua anak pada adsarnya memiliki bibit kreatif yang sama.
Agar anak tumbuh kreatif, ada beberapa karakteristik yang harus dikembangkan. Seperti, rasa percaya diri sendiri dan orang lain, memiliki sikap bijaksana dan berpikir maju untuk mendapatkan hasil, berani atau dapat membuat keputusan dan mengambil risiko dengan perhitung an, serta bertanggung jawab atau dapat menghadapi kesalahan dan bersikap tenang.
Peran orang tua dan guru,sangat penting dalam mendukung kreativitas anak. Selain harus bersikap sensitif, responsif, dan konsisten, orang tua juga perlu menyediakan kondisi yang membangun keberanian anak untuk bangkit dan belajar mengambil keputusan sendiri. Peran orang tua memang sangat besar dalam mendorong kreativitas anak. Orang tua masih harus pula menjadi pribadi yang suportif dan mendukung kreativitas serta fleksibilitas anak dalam berpikir dan memecahkan masalah.
Orang tua dan guru lalu bisa menciptakan beragam permainan bagi anak. Kegiatan ini memberi anak pengalaman untuk mengembangkan kreativitasnya. Melalui kegiatan bermain anak dapat berimajinasi, mengasah keterampilan motorik, mengekspresikan emosi, dan melatih keterampilan sosial.
Untuk memaksimalkan perkembangan kreativitas anak, perhatikan perkembangan psikososial anak. Pada usia nol hingga dua tahun, anak akan memunculkan rasa percaya dirinya jika orang tua bisa mengembangkan kreativi tasnya dengan baik.
Menginjak usia dua atau tiga tahun, anak sudah bisa melakukan sesuatu sendiri. Pada fase ini anak kerap berkeinginan mencoret-coret tembok dengan pulpen atau pensil warna. Hal ini tidak boleh dilarang dan juga tidak bisa dibiarkan. Berilah solusi dengan menempelkan kertas di tembok. Katakan, kertas boleh dicoret-coret selama tidak melewati batas kertas dan mencoret tembok.
Dan, ketika memasuki usia sekolah dasar hingga 12 tahun anak umumnya sudah bisa menghasilkan sesuatu. Hingga ia pun merasa mampu, misalnya dalam bidang olahraga atau mengggambar.
Kita semua tentu sepakat bahwa setiap anak terlahir dengan keunikan masing-masing. Tapi kita juga tahu kalau dibalik keunikan tadi, semua anak pada adsarnya memiliki bibit kreatif yang sama.
Agar anak tumbuh kreatif, ada beberapa karakteristik yang harus dikembangkan. Seperti, rasa percaya diri sendiri dan orang lain, memiliki sikap bijaksana dan berpikir maju untuk mendapatkan hasil, berani atau dapat membuat keputusan dan mengambil risiko dengan perhitung an, serta bertanggung jawab atau dapat menghadapi kesalahan dan bersikap tenang.
Peran orang tua dan guru,sangat penting dalam mendukung kreativitas anak. Selain harus bersikap sensitif, responsif, dan konsisten, orang tua juga perlu menyediakan kondisi yang membangun keberanian anak untuk bangkit dan belajar mengambil keputusan sendiri. Peran orang tua memang sangat besar dalam mendorong kreativitas anak. Orang tua masih harus pula menjadi pribadi yang suportif dan mendukung kreativitas serta fleksibilitas anak dalam berpikir dan memecahkan masalah.
Orang tua dan guru lalu bisa menciptakan beragam permainan bagi anak. Kegiatan ini memberi anak pengalaman untuk mengembangkan kreativitasnya. Melalui kegiatan bermain anak dapat berimajinasi, mengasah keterampilan motorik, mengekspresikan emosi, dan melatih keterampilan sosial.
Untuk memaksimalkan perkembangan kreativitas anak, perhatikan perkembangan psikososial anak. Pada usia nol hingga dua tahun, anak akan memunculkan rasa percaya dirinya jika orang tua bisa mengembangkan kreativi tasnya dengan baik.
Menginjak usia dua atau tiga tahun, anak sudah bisa melakukan sesuatu sendiri. Pada fase ini anak kerap berkeinginan mencoret-coret tembok dengan pulpen atau pensil warna. Hal ini tidak boleh dilarang dan juga tidak bisa dibiarkan. Berilah solusi dengan menempelkan kertas di tembok. Katakan, kertas boleh dicoret-coret selama tidak melewati batas kertas dan mencoret tembok.
Dan, ketika memasuki usia sekolah dasar hingga 12 tahun anak umumnya sudah bisa menghasilkan sesuatu. Hingga ia pun merasa mampu, misalnya dalam bidang olahraga atau mengggambar.