Merasa frustrasi karena perkataan Anda sering kali diacuhkan oleh si kecil? Berikut ini beberapa alasan anak tak mau mendengarkan perkataan orangtuanya.
1. Menguji batasan kesabaran
Anak-anak ingin menilai sejauh mana orangtuanya bisa bersabar menghadapinya. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana batasannya dalam bertindak. Anak-anak sering kali membuat batasan sendiri tanpa harus mendapat instruksi dari Anda. Terkadang, caranya adalah dengan “membantah” orangtua.
2. Menilai siapa yang mengontrol
Tak jarang banyak anak-anak yang mencoba menjadi “si pengontrol” termasuk terhadap orangtua. Sekali saja mereka berhasil mengontrol Anda, maka mereka akan menggunakan cara yang sama untuk melakukannya lagi. Untuk itu Anda harus bersikap tegas. Jangan sampai anak Anda tumbuh di luar batasan nilai-nilai yang berlaku.
3. Fase pertumbuhan
Anak-anak, terutama ketika masa remaja, mengalami fase yang membuat mereka suka memberontak. Mereka seolah hidup di dunia sendiri dan seolah tak ada orang yang mengerti. Jangan biarkan fase ini membuat anak Anda makin tidak terkontrol. Anda harus banyak bicara dan mendekatkan diri padanya, dan menunjukkan bahwa Anda benar-benar peduli dan sayang.
4. Kecerdasan
Terkadang bukan maksud anak membantah atau tidak menuruti kata Anda. Namun seringkali kecerdasan mereka menuntut Anda untuk memberi alasan yang logis dan bisa diterima. Untuk itu selalu berlaku jujur pada anak Anda. Jangan memberinya alasan-alasan yang kurang logis, karena hanya akan mendatangkan beragam pertanyaan lain yang membuat Anda kewalahan menjawabnya.
5. Orangtua yang tidak didengarkan anak sangat mungkin juga jarang mendengarkan pendapat anak. Yang penting adalah menemani anak, termasuk dengan mendengarkan agar pada akhirnya anak dapat membuat keputusan dewasa dari dirinya,
6. Kurangnya perhatian dari orang tua.
Keluarga yang mengabaikan anaknya yang sedang tumbuh remaja, baik karena ada masalah atau kesibukan, akan mendorong anak mencari `tempat bernaung` di luar keluarga.
Hal ini membuat remaja tidak terkontrol dan tidak memiliki teman/pendamping yang tepat sehingga mempermudahnya terjerumus dalam tindakan amoral.
7. Kurangnya komunikasi antara anak dan orangtuanya.
Komunikasi sebenarnya tidak hanya terbatas dalam bentuk kata-kata tetapi lebih ke arah bagaiman cara orang mengekspresikannya baik dalam bentuk senyuman,peluk kasih,ciuman sayang,bahasa tubuh dan kata-kata.Selain itu juga,orangtua tidak hanya memberi nasehat,perintah atau saran,tetapi orangtua juga harus mendengarkan permasalahan/pendapat anaknya.
1. Menguji batasan kesabaran
Anak-anak ingin menilai sejauh mana orangtuanya bisa bersabar menghadapinya. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana batasannya dalam bertindak. Anak-anak sering kali membuat batasan sendiri tanpa harus mendapat instruksi dari Anda. Terkadang, caranya adalah dengan “membantah” orangtua.
2. Menilai siapa yang mengontrol
Tak jarang banyak anak-anak yang mencoba menjadi “si pengontrol” termasuk terhadap orangtua. Sekali saja mereka berhasil mengontrol Anda, maka mereka akan menggunakan cara yang sama untuk melakukannya lagi. Untuk itu Anda harus bersikap tegas. Jangan sampai anak Anda tumbuh di luar batasan nilai-nilai yang berlaku.
3. Fase pertumbuhan
Anak-anak, terutama ketika masa remaja, mengalami fase yang membuat mereka suka memberontak. Mereka seolah hidup di dunia sendiri dan seolah tak ada orang yang mengerti. Jangan biarkan fase ini membuat anak Anda makin tidak terkontrol. Anda harus banyak bicara dan mendekatkan diri padanya, dan menunjukkan bahwa Anda benar-benar peduli dan sayang.
4. Kecerdasan
Terkadang bukan maksud anak membantah atau tidak menuruti kata Anda. Namun seringkali kecerdasan mereka menuntut Anda untuk memberi alasan yang logis dan bisa diterima. Untuk itu selalu berlaku jujur pada anak Anda. Jangan memberinya alasan-alasan yang kurang logis, karena hanya akan mendatangkan beragam pertanyaan lain yang membuat Anda kewalahan menjawabnya.
5. Orangtua yang tidak didengarkan anak sangat mungkin juga jarang mendengarkan pendapat anak. Yang penting adalah menemani anak, termasuk dengan mendengarkan agar pada akhirnya anak dapat membuat keputusan dewasa dari dirinya,
6. Kurangnya perhatian dari orang tua.
Keluarga yang mengabaikan anaknya yang sedang tumbuh remaja, baik karena ada masalah atau kesibukan, akan mendorong anak mencari `tempat bernaung` di luar keluarga.
Hal ini membuat remaja tidak terkontrol dan tidak memiliki teman/pendamping yang tepat sehingga mempermudahnya terjerumus dalam tindakan amoral.
7. Kurangnya komunikasi antara anak dan orangtuanya.
Komunikasi sebenarnya tidak hanya terbatas dalam bentuk kata-kata tetapi lebih ke arah bagaiman cara orang mengekspresikannya baik dalam bentuk senyuman,peluk kasih,ciuman sayang,bahasa tubuh dan kata-kata.Selain itu juga,orangtua tidak hanya memberi nasehat,perintah atau saran,tetapi orangtua juga harus mendengarkan permasalahan/pendapat anaknya.