Skip to main content

Cara Menstimulasi Perkembangan Bicara Balita 1-2 Tahun

Cara Menstimulasi Perkembangan Bicara Balita 1-2 Tahun
Perkembangan pengucapan balita 1-2 tahun memiliki kecepatan tersendiri. Anda pun bisa menstimulasi perkembangan bicara dengan baik di usia ini.

Nah bagaimanakah untuk menstimulasi agar perkembangan bicara batita semakin lancar dan ia gemar bicara ?

1.  Ceritakan kesibukan Anda. Omongkan dengan lantang apa saja yang sedang Anda kerjakan dan lemparkan pertanyaan-pertanyaan untuk batita. “Teruslah bicara, walaupun Anda nampak konyol karena batita tak bisa menjawab,” usul Pam Quinn, terapis wicara di RS Rehabilitasi Schwab, Chicago.

2.  Jadi ‘role model’. Bila batita Anda mengatakan “cucu” untuk susu, gunakan pengucapan yang benar ketika Anda merespon, “Ini susumu.” Kembangkan penguasaan bahasanya dengan menambahkan kata-kata baru, misalnya “Susumu warnanya putih, enak sekali.” Strategi ini tak hanya akan menambah jumlah kosa katanya tapi juga mengajarkan cara kombinasi kata. Namun hindari mengoreksi ucapannya. “Menunjukkan kesalahan anak bisa membuatnya tak nyaman. Bahkan anak seusia itupun dapat mulai merasa bahwa apapun yang dilakukannya selalu salah di mata ibu,” kata Pam lagi.

3.  Berlagak “bodoh”. Beri batita kesempatan untuk meminta dan mengungkapkan kebutuhannya sebelum Anda memberikan padanya. Contohnya, saat bermain, ia menggulirkan bola dan Anda tahu ia ingin Anda mengembalikan bola itu padanya, pura-pura saja Anda tidak mengerti, berikan ekspresi wajah bingung dan bertanya, “Ibu harus apa?” Jeda seperti ini akan menyemangatinya untuk berkomunikasi.

4.  Tetap nyata. Hindari untuk mengucapkan kata berlebihan atau berbicara dalam bahasa slang atau bahasa pergaulan yang tak dimengerti balita usia 1-2 tahun. Orangtua wajib berbicara dalam kalimat-kalimat reguler dan dalam bahasa yang benar, yang akan membantu anak mengerti cara memadukan kata menjadi kalimat yang bermakna.

Dengan cara di atas, dapat membantu Anda untuk mengeluarkan banyak ide, untuk menstimulasi anak agar lebih cerdas. Baca juga : Stimulasi anak tumbuh cerdas.

Popular posts from this blog

20 Tips Mengatasi Ngidam

Untuk calon ibu atau seorang wanita, istilah ngidam ini sudah lumrah dan sering di dengar dimana-mana saat membicarakan tentang kehamilan. Mual-mual, pusing dan muntah ketika sedang hamil merupakan gejala yang hampir dialami oleh semua wanita hamil, terutama di usia kehamilan 1-4 bulan. Dalam salah satu penelitian, bahkan disebutkan bahwa 50-70% wanita hamil mengalami gejala mual dan muntah atau ngidam. Merasa mual sepanjang hari dapat dialami sebagian wanita hamil muda, ada juga yang hanya timbul ketika sore hari, sebagian lagi merasakan gejala ngidam ini jika pada malam harinya kurang tidur. Namun sebagian besar gejala ngidam biasanya timbul di pagi hari, oleh sebab itulah ia dikenal juga dengan istilah ‘morning sickness‘. Nah, walaupun biasanya gejala ini akan berkurang bahkan menghilang setelah usia kehamilan 4 bulan, ada baiknya jika kepengenhamil.blogspot.com berbagi mengenai beberapa tips untuk mengatasinya… 1. Makanlah dalam jumlah sedikit, namun sering. Semakin kosong perut

Manfaat Ibu Hamil Minum Air Kelapa

Air kelapa adalah minuman menyegarkan yang membantu anda dalam menjaga tubuh terhidrasi dan tetap segar. Anda dapat menikmati minuman dingin dari air kelapa terutama di musim panas. Ada banyak manfaat yang terkait dengan minuman tropis alami ini. Hal ini dibuktikan dengan dikonsumsi di seluruh dunia dan dapat digunakan secara langsung atau dicampur dengan minuman lain. Air kelapa memiliki  nutrisi dan keseimbangan elektrolit yang sama seperti darah. Selama kehamilan, penting bagi seorang wanita untuk memasukkan makanan dan minuman sehat dan bergizi dalam diet sehari-hari. Mengkonsumsi Air kelapa selama kehamilan membantu dalam menjaga kesehatan ibu dan janin. Berikut ini ada beberapa manfaat dari air kelapa muda bagi ibu hamil: 1. Air kelapa adalah minuman isotonik alami. Ini membantu dalam pengisian cairan dan hilangnya garam alami yang dilepaskan oleh tubuh. Air kelapa dapat sangat mencegah dehidrasi dan kelelahan. 2. Air kelapa sangat dikenal untuk memperkuat sistem kekebalan tub

Pengaruh Buruk Mendidik Anak Secara Kekerasan

Anak-anak korban kekerasan umumnya menjadi sakit hati, dendam, dan menampilkan perilaku menyimpang di kemudian hari. Bahkan, Komnas PA (dalam Nataliani, 2004) mencatat, seorang anak yang berumur 9 tahun yang menjadi korban kekerasan, memiliki keinginan untuk membunuh ibunya. Ketika seorang anak melakukan kesalahan, tak jarang orang tua memberinya hukuman fisik untuk tujuan pembelajaran. Dengan menerapkan hukuman-hukuman fisik secara ketat, perilaku anak diharapkan dapat lebih terkendali, dan anak menjadi lebih patuh kepada orangtua. Hukuman fisik dinilai sebagai suatu sarana agar anak dapat merenung dan tidak lagi melakukan kesalahan-kesalahan. Tapi, benarkah hukuman fisik itu efektif bagi pendidikan anak? Anak-anak yang sering diberi perhatian negatif, apalagi dengan teguran keras atau bentakan, akan mudah tertekan jiwanya. Berikut ini adalah pengaruh buruk mendidik anak secara kekerasan: 1. Anak akan merasa minder Bila anak selalu dicela dan dibentak, dan tak pernah menerima perha